Minggu, 25 November 2012

Sebuah Kajian Makna


 Sebuah Kajian Makna Legenda Telaga Pasir
 Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Penelitian Sastra

Desen Pembimbing
Drs. H. Mustofa, M. Pd.
















Oleh: Supendi
NIM: 09321332



UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2012

I.    PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
     Membicarakan tentang sastra berati berbicara kebiasaan-kebiasaan, adat, dan kondisi suatu masyarakat. Dipdikbut (1998:1) sastra merupakan pencerminan situasi, kondisi, dan adat-istiadat suatu masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan sastra di suatu masyarakat, merupakan gambaran perkembangan dan pertumbuhan bahasa dan budaya masyarakat tersebut. Sastra secara keseluruan tidak terlepas dari persoalan kesusastraan daerah, khususnya sastra lisan.
Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga. Suatu kebudayaan yang disebar luaskan secara turun-temurun atau mulut ke mulut (Hutomo, 1990:1). Setiap daerah biasanya memiliki sastra lisan yang terus dijaga. Sastra lisan ini adalah salah satu bagian budaya yang dipelihara oleh masyarakat pendukungnya secara turun-temurun. Hal ini berarti, sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang harus dipelihara dan dilestarikan.
Sastra lisan daerah memunyai nilai-nilai luhur yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan dalam hubungan usaha pembinaan serta penciptaan sastra. Pelestarian sastra lisan ini dirasa sangat penting, karena sastra lisan hanya tersimpan dalam ingatan orang tua atau sesepuh yang kian hari berkurang. Sastra daerah berfungsi sebagai penunjang perkembangan bahasa daerah, dan sebagai pengungkap alam fikiran serta sikap dan nilai-nilai kebudayaan masyarakat pendukungnya. Sastra lisan juga merupakan budaya yang menjadikan bahasa sebagai media, dan erat ikatannya dengan kemajuan bahasa masyarakat pendukungnya tersebut, sehingga perlu adanya penyelamatan agar tidak hilang, dan generasi ke generasi dapat mengenal serta menikmati kekayaan budaya daerah tersebut.
Dalam penelitian sastra lisan, ada beberapa poin yang dapat dijadikan bahan kajian. Salah satu yang perlu dikaji dalam sastra lisan adalah dari segi makna. Kajian penelitian dari segi makna dalam penelitian sastra lisan adalah realitas yang dihadirkan oleh pembaca. Salah satu sastra lisan yang memiliki makna penting bagi pembaca dan masyarakat umumnya adalah legenda telaga pasir di kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan.
Legenda Telaga Pasir konon disebabkan oleh pasangan suami istri yang berguling-giling di tanah selesai memakan telur temuannya yang tidak diketahui asal muasalnya. Tanpa fikir panjang mereka memasaknya dan dimakan. Selesai makan tubuhnya sangat gatal dan berguling-guling di tanah hingga menjadi cekungan besar. Dari dalam tanah yang cekung itu keluarlah air banyak hingga memenuhi cekungan tersebut. Kini cekungan yang disebabkan ulang pasangan suami istri tersebut menjadi telaga pasir.
Dari cerita di atas, dilihat dari segi makna yaitu apabila menemukan sesuatu jangan terburu-buru mengambil keputusan atau tindakan, sebab akibatnya bisa membahayakan diri sendiri bahkan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan kesimpulan di atas, jelas bahwa sastra lisan memunyai kedudukan dan fungsi yang penting, sehingga sastra lisan perlu diselamatkan untuk dipelihara, dan dikembangkan. Usaha menyelamatkan semacam ini bukan saja penting dan berguna bagi masyarakat pendukungnya, maupun sastra lisan yang bersangkutan, melainkan juga bermanfaat bagi kepentingan nasional. Hal ini relevan dengan bijaksana. Pemerintah dalam bidang kebudayaan yang antara lain bertujuan meningkatkan pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan nasional.
Beberapa hal di atas inilah yang menjadi alasan atau latar belakang untuk melakukan penelitian Legenda Telaga Pasir Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan yang ditinjau dari segi makna,
B.       Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas yang telah diuraikan, peneliti berkeinginan untuk merumuskan masalah yaitu, bagaimana makna yang ada dalam Legenda Telaga Pasir Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.
C. Tujuan Penelitian
      Dari rumusan masalah di atas. Peneliti memiliki tujuan dari penelitian yaitu, untuk mendiskipsikan makna yang ada dalam Legenda Telaga Pasir Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.
D. Manfaat Penelitian
     a. manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: a) sebagai sumbangan dalam ilmu bahasa dan sastra, b) menambah nilai-nilai dan kearifan lokal serta budaya.
      b. manfaat praktis
a). Bagi Siswa
      Memberi pengetahuan tentang makna yang terkandung dalam legenda telaga sarangan Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan.
b)  Bagi Guru
      Memberi gambaran serta pengetahuan juga sebagai bahan ajar tentang makna yang terkandung dalam legenda telaga sarangan Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan.
E. Definisi Operasional

II. KAJIAN PUSTAKA
A.  Konsep Sastra Lisan
     Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga dan kebudayaan yang disebarkan dari dan diturun-temurunkan secara lisan atau dari mulut ke mulut (Hutomo, 1991:1). Sastra lisan sendiri memiliki nilai-nilai yang luhur dalam masyarakat lebih-lebih pada kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
     Hutomo (1991:3-4) menyatakan bahwa sastra lisan memiliki ciri, antara lain. 1) penyebaranya memalui mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan baik dari segi waktu maupun ruang memalui mulut. 2) lahir dari masyarakat yang masih bercorak desa, masyarakat di luar kota, atau masyarakat yang belum mengenal huruf. 3) menggambarkan ciri-ciri budaya satu masyarakat. Sebab sastra lisan adalah warisan budaya yang menggambarkan masa lampau, tetapi menyebut pula hal-hal baru ( sesuai dengan persoalan sosial), karena itu sastra lisan disebut juga fosil hidup. 4) bercorak puitis, 5) terdiri berbagai fersi, 6) tidak mementingkan fakta atau kebenaran, lebih menekankan pada aspek khayalan, fantasi yang tidak diterima oleh masyarakat modern, tetapi memumyai fungsi di masyarakat, dan 7) menggunakan bahasa lisan setiap hari.
B. Konsep Folklor
     Foklor  merupakan bagian dari sastra lisan. Menurut Brunvard (dalam Danandjaja, 1997:12-22) penggolongan folklor berdasarkan tipenya menjadi tiga bagian, yakni: folklor lisan (verbal folklor), folklore setengah lisan (partly verbal folklor) dan folklore bukan lisan (nonverbal folklor).
C.    Konsep Legenda
     
D.      Konsep Makna
     
III. METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan Penelitian
     Pendekatan tentang sastra lisan diperlukan metode yang dapat menguraikan dengan jelas melalui kata-kata, sehingga dapat menggambarkan konsep-konsep yang kaji. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah usaha memahami fakta secara rasional empiris yang ditempuh melalui prosedur kegiatan tertentu sesuai dengan cara yang ditentukan peneliti.
Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Pendekatan yang dipakai peneliti adalah kualitatif diskriptif. Dikatakan demikian, karena data yang dikumpulkan berupa kata, gambar, dan bukan angka-angka.
B.     Teknik Pengumpulan Data
     Data-data dikumpulkan dari lapangan yaitu mendatangi nara sumber. Nara sumber dalam hal ini adalah juru kunci, kepala desa, dan masyarakat sekitar. Untuk mengumpulkan data-data informan yang berkaitan dengan penelitian sastra lisan, peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai berikut.
1.      Teknik Observasi
         
2.      Teknik Wawancara
         .
3.      Teknik Pencatatan
          
4.      Teknik Perekaman
         
C.    Teknik Analisis Data
     Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis diskrptif dan teknik contens analisys. Teknik analisis diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan data-data yang telah diperoleh di lapangan, selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan sehingga pembaca dapat memahaminya. Sedangkan teknik contens analisys digunakan untuk menentukan makna isi cerita yang terdapat dalam objek penelitian.







Daftar Pustaka

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung;Sinar Baru.
Djanandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta;Grafiti              Press.
Djamaris, Edwar. 1993. Nilai Budaya dalam Beberapa Karya Sastra Nusantara;Sastra Daerah            di Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa;Depdikbud.
Hutomo, Saripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Lisan.                Jatim:Hiski.
Nort, Winfried. 2006. Semiotik. Surabaya;Airlangga University Perss.