Sebuah Kajian Makna Legenda Telaga Pasir
Desa Sarangan Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan
Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Penelitian Sastra
Desen
Pembimbing
Drs.
H. Mustofa, M. Pd.
Oleh: Supendi
NIM: 09321332
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membicarakan
tentang sastra berati berbicara kebiasaan-kebiasaan, adat, dan kondisi suatu
masyarakat. Dipdikbut (1998:1) sastra merupakan pencerminan situasi, kondisi,
dan adat-istiadat suatu masyarakat. Perkembangan dan pertumbuhan sastra di
suatu masyarakat, merupakan gambaran perkembangan dan pertumbuhan bahasa dan
budaya masyarakat tersebut. Sastra secara keseluruan tidak terlepas dari
persoalan kesusastraan daerah, khususnya sastra lisan.
Sastra lisan
adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga. Suatu
kebudayaan yang disebar luaskan secara turun-temurun atau mulut ke mulut
(Hutomo, 1990:1). Setiap daerah biasanya memiliki sastra lisan yang terus
dijaga. Sastra lisan ini adalah salah satu bagian budaya yang dipelihara oleh
masyarakat pendukungnya secara turun-temurun. Hal ini berarti, sastra lisan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang harus dipelihara dan
dilestarikan.
Sastra lisan daerah
memunyai nilai-nilai luhur yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan dalam
hubungan usaha pembinaan serta penciptaan sastra. Pelestarian sastra lisan ini
dirasa sangat penting, karena sastra lisan hanya tersimpan dalam ingatan orang
tua atau sesepuh yang kian hari berkurang. Sastra daerah berfungsi sebagai
penunjang perkembangan bahasa daerah, dan sebagai pengungkap alam fikiran serta
sikap dan nilai-nilai kebudayaan masyarakat pendukungnya. Sastra lisan juga merupakan
budaya yang menjadikan bahasa sebagai media, dan erat ikatannya dengan kemajuan
bahasa masyarakat pendukungnya tersebut, sehingga perlu adanya penyelamatan
agar tidak hilang, dan generasi ke generasi dapat mengenal serta menikmati
kekayaan budaya daerah tersebut.
Dalam
penelitian sastra lisan, ada beberapa poin yang dapat dijadikan bahan kajian. Salah
satu yang perlu dikaji dalam sastra lisan adalah dari segi makna. Kajian
penelitian dari segi makna dalam penelitian sastra lisan adalah realitas yang
dihadirkan oleh pembaca. Salah satu sastra lisan yang memiliki makna penting bagi
pembaca dan masyarakat umumnya adalah legenda telaga pasir di kecamatan
Sarangan Kabupaten Magetan.
Legenda Telaga
Pasir konon disebabkan oleh pasangan suami istri yang berguling-giling di tanah
selesai memakan telur temuannya yang tidak diketahui asal muasalnya. Tanpa
fikir panjang mereka memasaknya dan dimakan. Selesai makan tubuhnya sangat
gatal dan berguling-guling di tanah hingga menjadi cekungan besar. Dari dalam
tanah yang cekung itu keluarlah air banyak hingga memenuhi cekungan tersebut.
Kini cekungan yang disebabkan ulang pasangan suami istri tersebut menjadi
telaga pasir.
Dari cerita di
atas, dilihat dari segi makna yaitu apabila menemukan sesuatu jangan
terburu-buru mengambil keputusan atau tindakan, sebab akibatnya bisa
membahayakan diri sendiri bahkan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan
kesimpulan di atas, jelas bahwa sastra lisan memunyai kedudukan dan fungsi yang
penting, sehingga sastra lisan perlu diselamatkan untuk dipelihara, dan
dikembangkan. Usaha menyelamatkan semacam ini bukan saja penting dan berguna
bagi masyarakat pendukungnya, maupun sastra lisan yang bersangkutan, melainkan
juga bermanfaat bagi kepentingan nasional. Hal ini relevan dengan bijaksana.
Pemerintah dalam bidang kebudayaan yang antara lain bertujuan meningkatkan
pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan nasional.
Beberapa hal
di atas inilah yang menjadi alasan atau latar belakang untuk melakukan
penelitian Legenda Telaga Pasir Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan yang ditinjau
dari segi makna,
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang
telah diuraikan, peneliti berkeinginan untuk merumuskan masalah yaitu,
bagaimana makna yang ada dalam Legenda Telaga Pasir Desa Sarangan Kecamatan
Plaosan Kabupaten Magetan.
C.
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas. Peneliti
memiliki tujuan dari penelitian yaitu, untuk mendiskipsikan makna yang ada
dalam Legenda Telaga Pasir Desa Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.
D. Manfaat Penelitian
a. manfaat
teoritis
Secara teoritis
penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu: a) sebagai sumbangan dalam ilmu
bahasa dan sastra, b) menambah nilai-nilai dan kearifan lokal serta budaya.
b. manfaat praktis
a).
Bagi Siswa
Memberi
pengetahuan tentang makna yang terkandung dalam legenda telaga sarangan
Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan.
b) Bagi
Guru
Memberi gambaran serta pengetahuan juga
sebagai bahan ajar tentang makna yang terkandung dalam legenda telaga sarangan
Kecamatan Sarangan Kabupaten Magetan.
E. Definisi Operasional
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Sastra
Lisan
Sastra lisan
adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga dan kebudayaan
yang disebarkan dari dan diturun-temurunkan secara lisan atau dari mulut ke
mulut (Hutomo, 1991:1). Sastra lisan sendiri memiliki nilai-nilai yang luhur
dalam masyarakat lebih-lebih pada kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Hutomo
(1991:3-4) menyatakan bahwa sastra lisan memiliki ciri, antara lain. 1)
penyebaranya memalui mulut, maksudnya ekspresi budaya yang disebarkan baik dari
segi waktu maupun ruang memalui mulut. 2) lahir dari masyarakat yang masih
bercorak desa, masyarakat di luar kota, atau masyarakat yang belum mengenal
huruf. 3) menggambarkan ciri-ciri budaya satu masyarakat. Sebab sastra lisan
adalah warisan budaya yang menggambarkan masa lampau, tetapi menyebut pula
hal-hal baru ( sesuai dengan persoalan sosial), karena itu sastra lisan disebut
juga fosil hidup. 4) bercorak puitis, 5) terdiri berbagai fersi, 6) tidak
mementingkan fakta atau kebenaran, lebih menekankan pada aspek khayalan,
fantasi yang tidak diterima oleh masyarakat modern, tetapi memumyai fungsi di
masyarakat, dan 7) menggunakan bahasa lisan setiap hari.
B. Konsep Folklor
Foklor merupakan bagian dari sastra lisan. Menurut Brunvard
(dalam Danandjaja, 1997:12-22) penggolongan folklor berdasarkan tipenya menjadi
tiga bagian, yakni: folklor lisan (verbal folklor), folklore setengah
lisan (partly verbal folklor) dan folklore bukan lisan (nonverbal
folklor).
C.
Konsep
Legenda
D.
Konsep
Makna
III. METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan
tentang sastra lisan diperlukan metode yang dapat menguraikan dengan jelas
melalui kata-kata, sehingga dapat menggambarkan konsep-konsep yang kaji. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah usaha memahami fakta secara rasional empiris yang ditempuh
melalui prosedur kegiatan tertentu sesuai dengan cara yang ditentukan peneliti.
Menurut
Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik
atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif
karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode
kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang
sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.
Pendekatan
yang dipakai peneliti adalah kualitatif diskriptif. Dikatakan demikian, karena
data yang dikumpulkan berupa kata, gambar, dan bukan angka-angka.
B.
Teknik
Pengumpulan Data
Data-data dikumpulkan dari lapangan yaitu
mendatangi nara sumber. Nara sumber dalam hal ini adalah juru kunci, kepala
desa, dan masyarakat sekitar. Untuk mengumpulkan data-data informan yang
berkaitan dengan penelitian sastra lisan, peneliti menggunakan beberapa teknik
sebagai berikut.
1.
Teknik Observasi
2.
Teknik Wawancara
.
3.
Teknik
Pencatatan
4.
Teknik Perekaman
C.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis diskrptif dan teknik contens analisys.
Teknik analisis diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan data-data yang telah
diperoleh di lapangan, selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan sehingga pembaca
dapat memahaminya. Sedangkan teknik contens analisys digunakan
untuk menentukan makna isi cerita yang terdapat dalam objek penelitian.
Daftar Pustaka
Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Sastra.
Bandung;Sinar Baru.
Djanandjaja,
James. 1997. Folklor Indonesia, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta;Grafiti
Press.
Djamaris,
Edwar. 1993. Nilai Budaya dalam Beberapa Karya Sastra Nusantara;Sastra
Daerah di
Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa;Depdikbud.
Hutomo,
Saripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Lisan. Jatim:Hiski.
Nort,
Winfried. 2006. Semiotik. Surabaya;Airlangga University Perss.
The Venetian Hotel & Casino - JT Hub
BalasHapusHost your event at 양주 출장마사지 The Venetian 하남 출장안마 Hotel & Casino in Las Vegas with 세종특별자치 출장마사지 JT 충청북도 출장안마 Hub. The casino features over 제천 출장마사지 3,300 slot machines, live poker room and a full-service spa.